Sunah-sunah Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari

12 comments
         Selamat siang teman2 semua, udah lama ni gak buat postingan lantaran banyak tugas kampus yang harus dikerjakan dan diselesaikan. Hehehe, sekarang dah libur, yeeee. :P Dan saatnya buat postingan lagi. Kali ini saya akan share salah satu tugas kuliah saya. Semoga bermanfaat..  :D




SUNNAH-SUNNAH KETIKA AKAN TIDUR


حَدَّثَنَا قَبِيصَةُ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ عَنْ رِبْعِيِّ بْنِ حِرَاشٍ عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَانِ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ قَالَ بِاسْمِكَ أَمُوتُ وَأَحْيَا وَإِذَا قَامَ قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

60.9/5837. Telah menceritakan kepada kami Qabishah telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Abdul Malik dari Rib'i bin Hirasy dari Hudzaifah bin Yaman dia berkata; Apabila Nabi shallallahu 'alaihi wasallam hendak tidur, beliau mengucapkan: 'Bismika amuutu wa ahya (Dengan nama-Mu aku mati dan aku hidup).' Dan apabila bangun tidur, beliau mengucapkan: Al Hamdulillahilladzii ahyaana ba'da maa amatana wailaihi nusyur (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nya lah tempat kembali). (HR.Bukhori)

1. Tidur di awal malam

Di antara tuntunan yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah tidur di awal malam, berdasarkan hadits dari sahabat Abu Barzah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:
أَنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم كَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَ الْعِشَاءِ وَالْحَدِيثَ بَعْدَهَا.

Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci tidur sebelum shalat isya dan berbincang-bincang setelahnya (setelah shalat Isya’).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

 2. Disunnatkan berwudhu’ 

Sebelum tidur, dan berbaring miring sebelah kanan. Al-Bara’ bin `Azib Radhiallaahu ‘anhu menuturkan : RasulullahShalallahu’alaihi Wassallam bersabda: “Apabila kamu akan tidur, maka berwudlu’lah sebagaimana wudlu’ untuk shalat, kemudian berbaringlah dengan miring ke sebelah kanan…” Dan tidak mengapa berbalik kesebelah kiri nantinya.
إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلاَةِ ، ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الأَيْمَنِ

Jika kamu mendatangi tempat tidurmu maka wudhulah seperti wudhu untuk shalat, lalu berbaringlah pada sisi kanan badanmu” (HR. Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710)

3. Disunnatkan pula mengibaskan sperei tiga kali sebelum berbaring

Berdasarkan hadits Abu Hurairah Radhiallaahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shalallahu’alaihi Wassallam bersabda: “Apabila seorang dari kamu akan tidur pada tempat tidurnya, maka hendaklah mengirapkan kainnya pada tempat tidurnya itu terlebih dahulu, karena ia tidak tahu apa yang ada di atasnya…” Di dalam satu riwayat dikatakan: “tiga kali”. (Muttafaq `alaih).
4. Makruh tidur tengkurap

Abu Dzar Radhiallaahu ‘anhu menuturkan :”Nabi Shalallahu’alaihi Wassallam pernah lewat melintasi aku, dikala itu aku sedang berbaring tengkurap. Maka Nabi membangunkanku dengan kakinya sambil bersabda :”Wahai Junaidab (panggilan Abu Dzar), sesungguhnya berbaring seperti ini (tengkurap) adalah cara berbaringnya penghuni neraka“. (H.R. Ibnu Majah dan dinilai shahih oleh Al-Albani).

5. Makruh tidur di atas dak terbuka

Karena di dalam hadits yang bersumber dari `Ali bin Syaiban disebutkan bahwasanya NabiShalallahu’alaihi Wassallam telah bersabda: “Barangsiapa yang tidur malam di atas atap rumah yang tidak ada penutupnya, maka hilanglah jaminan darinya“. (HR. Al-Bukhari di dalam al-Adab al-Mufrad, dan dinilai shahih oleh Al-Albani).

6. Mematikan api dan menutup pintu-pintu sebelum tidur

Perkara yang penting untuk diperhatikan ketika hendak tidur adalah mematikan api yang ada di dalam rumah. Hal ini berdasarkan sebuah hadits dari sahabat Jabir radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَطْفِئُوا المَصَابِيحَ إِذَا رَقَدْتُمْ وَغَلِّقُوا الأبْوَابَ وَأَوْكُوا الأسْقِيَةَ وَخَمِّرُوا الطَّعَامَ وَالشَّرَابَ
“Matikanlah lentera-lentera jika kalian hendak tidur! Tutuplah pintu-pintu, bejana-bejana, makanan dan minuman!” (Muttafaqun ‘alaih)
Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma juga meriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
لاَ تَتْرُكُوا النَّارَ فِي بُيُوتِكُمْ حِينَ تَنَامُونَ
“Janganlah kalian membiarkan api menyala di rumah-rumah kalian ketika kalian tidur.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

7. Membaca do`a-do`a dan dzikir 

Yang keterangannya shahih dari Rasulullah Shalallahu’alaihi Wassallam, seperti :   (Allaahumma qinii yauma tab’atsu ‘ibaadaka)” Ya Allah, peliharalah aku dari adzab-Mu pada hari Engkau membangkitkan kembali segenap hamba-hamba-Mu“. Dibaca tiga kali.(HR. Abu Dawud dan di hasankan oleh Al Albani)

8. Meniup kedua telapak tangan sambil membaca surat Al Ikhlash (qul huwallahu ahad), surat Al Falaq (qul a’udzu bi robbil falaq), dan surat An Naas (qul a’udzu bi robbinnaas), masing-masing sekali. Setelah itu mengusap kedua tangan tersebut ke wajah dan bagian tubuh yang dapat dijangkau. Hal ini dilakukan sebanyak tiga kali. Inilah yang dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana dikatakan oleh istrinya ‘Aisyah.
Dari ‘Aisyah, beliau radhiyallahu ‘anha berkata,

كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيْهِ ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا فَقَرَأَ فِيهِمَا ( قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ) وَ ( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ) وَ ( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ) ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ

Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika berada di tempat tidur di setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu kedua telapak tangan tersebut ditiup dan dibacakan ’Qul huwallahu ahad’ (surat Al Ikhlash), ’Qul a’udzu birobbil falaq’ (surat Al Falaq) dan ’Qul a’udzu birobbin naas’ (surat An Naas). Kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangan tadi pada anggota tubuh yang mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau melakukan yang demikian sebanyak tiga kali.” (HR. Bukhari no. 5017).

9. Dan membaca: Bismika Allahumma Amuutu Wa ahya ” Dengan menyebut nama-Mu ya Allah, aku mati dan aku hidup.” (HR. Al Bukhari)

10. Apabila di saat tidur merasa kaget atau gelisah atau merasa ketakutan, maka disunnatkan (dianjurkan) berdo`a dengan do`a berikut ini : ” A’uudzu bikalimaatillaahit taammati min ghadhabihi Wa syarri ‘ibaadihi, wa min hamazaatisy syayaathiini wa an yahdhuruuna.“Aku berlindung dengan Kalimatullah yang sempurna dari murka-Nya, kejahatan hamba-hamba-Nya, dari gangguan syetan dan kehadiran mereka kepadaku“. (HR. Abu Dawud dan dihasankan oleh Al Albani)

11. Membaca ayat kursi sebelum tidur

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata,

وَكَّلَنِى رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – بِحِفْظِ زَكَاةِ رَمَضَانَ ، فَأَتَانِى آتٍ ، فَجَعَلَ يَحْثُو مِنَ الطَّعَامِ ، فَأَخَذْتُهُ فَقُلْتُ لأَرْفَعَنَّكَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – . فَذَكَرَ الْحَدِيثَ فَقَالَ إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِىِّ لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ ، وَلاَ يَقْرَبُكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ . فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « صَدَقَكَ وَهْوَ كَذُوبٌ ، ذَاكَ شَيْطَانٌ »

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menugaskan aku menjaga harta zakat Ramadhan kemudian ada orang yang datang mencuri makanan namun aku merebutnya kembali, lalu aku katakan, “Aku pasti akan mengadukan kamu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam“. Lalu Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menceritakan suatu hadits berkenaan masalah ini. Selanjutnya orang yang datang kepadanya tadi berkata, “Jika kamu hendak berbaring di atas tempat tidurmu, bacalah ayat Al Kursi karena dengannya kamu selalu dijaga oleh Allah Ta’ala dan syetan tidak akan dapat mendekatimu sampai pagi“. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Benar apa yang dikatakannya padahal dia itu pendusta. Dia itu syetan“. (HR. Bukhari no. 3275)

 12. Mencuci tangan dari kotoran

Syariat yang mulia ini mengajarkan kepada kita agar menjaga kebersihan, termasuk berkaitan dengan pembahasan kita tentang adab tidur. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kita tidur sebelum mencuci kedua tangan yang kotor akibat makanan, sebagaimana sabdanya:

مَنْ بَاتَ وَفِي يَدِهِ غَمَرٌ لَمْ يَغْسِلْهُ فَأَصَابَهُ شَيْءٌ فَلَا يَلُومَنَّ إِلَّا نَفْسَهُ

Barangsiapa yang tidur dan di tanganya ada ghomar yang tidak di basuh kemudian terjadi sesuatu yang tidak disukainya, maka janganlah mencela kecuali terhadap dirinya sendiri.” (HR. At-Tirmidzi, Abu Daud, dan Ibnu Majah, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
Ghomar adalah kotoran dan bau tak sedap pada tangan saat setelah makan.



SUNNAH-SUNNAH KETIKA BANGUN TIDUR

1. Membaca do’a
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرِ

"Alhamdulillahil ladzi ahyana ba'da ma amatana wa ilaihin nusyur."
Artinya : "Segala puji bagi Allah, yang membangunkan kami setelah mematikan kami dan kepadaNya kami dibangitkan." (HR Bukhori dan Muslim)

2. Mengusapkan tangan ke wajah untuk menghilangkan kantuk

فَاسْتَيْقَظَ رَسُلُ اللهِ فَجَلَسَ يَمْسَحُ النَّوْمَ عَنْ وَجْهِهِ بِيَدِهِ

Artinya: Rasulullah bangun tidur, lantas beliau duduk sembari menghilangkan rasa kantuk dengan mengusapkan tangannya ke wajahnya” (HR.Muslim)

3. Bersiwak ketika bangun tidur

Dalilnya adalah hadits Hudzsifah radhiallahu ‘anhu, dia berkata:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ مِنْ اللَّيْلِ يَشُوصُ فَاهُ بِالسِّوَاكِ

Nabi صلى الله عليه وسلم apabila bangun pada malam hari menggosok mulutnya dengan siwak.” [HR Al Bukhari (245) dan Muslim (255)]

4. Beristintsaar (Mengeluarkan /Menyemburkan Air Dari Hidung Sesudah Menghirupnya)

Dari Abu Huroiroh رضي الله عنه, Nabi صلي الله عليه وسلم bersabda, "Jika kalian bangun tidur maka hendaknya berwudhu lalu memasukkan air ke dalam hidung lalu mengeluarkannya dengan menggunakan napas sebanyak tiga kali karena setan itu menginap di pangkal hidung." (HR. al-Bukhori no. 3121 dan Muslim no. 238)
Syaikh Muhammad bin Sulaiman bin Abdul Aziz al-Bassam, mantan pengajar di Masjidil Haram, mengatakan, "Adapun menginapnya setan di pangkal hidung maka besar kemungkinan hal ini terjadi jika seorang itu tidak membaca wirid ketika hendak tidur — terutama ayat kursi. Alasan kemungkinan ini adalah hadits dari Abu Huroiroh رضي الله عنه 'Dan setan tidak akan mendekatimu hingga pagi tiba." (HR. Bukhari no. 3273)

5. Mencuci Kedua Tangan Tiga Kali

Berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
Artinya : Bila salah seorang diantaramu bangun tidur, janganlah ia menyelamkan tangannya ke dalam bejana, sebelum ia mencucinya tiga kali [Hadits Riwayat Bukhari no. 162 dan Muslim no. 278].



SUNNAH-SUNNAH KETIKA MAKAN


1. Membaca Basmalah Sebelum Makan Dan Minum, Hamdalah Setelahnya

Termasuk dari adab makan dan minum adalah membaca basmalah sebelum makan dan minum, dan membaca hamdalah setelahnya. diriwayatkan dari Umar bin Abi Salamah berkata :

كنتُ غُلاما في حجْرِ رسول الله -صلى الله عليه وسلم- ،وكانت يَدي تطيشُ في الصحفَة ، فقال لي رسول الله -صلى الله عليه وسلم- : ياغلامُ ، سَمَّ اللَّه ، وكلْ بيمينك ، وكلْ مما يلَيك

Artinya : "Ketika aku masih kecil dalam didikan Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam-. dan tanganku mengambil makanan dari segala sisi piring. maka berkata kepadaku Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- : wahai anak. bacalah basmalah, dan makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah apa yang dekat darimu." (HR Bukhori, Muslim, Ahmad, Abu Daud dan Ibnu Majah)
Dan membaca hamdalah setelah makan atau minum, sesuai dengan sabda Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- :

من أكل طعاما فقال الحمد لله الذي أطعمني هذا ورزقنيه من غير حول مني ولا قوة غفر له ما تقدم من ذنبه

Artinya : "Barang siapa yang setelah makan membaca Alhamdulillahil ladzi ad'amani hadza wa rozaqanihi min ghoiri haulin minni wala quwwah maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR At-Tirmidzi. Al-Albani berkata : hadist hasan)

2. Larangan Menggunakan Piring/Gelas Dari Emas Dan Perak

Islam melarang keras penggunaan piring atau gelas dari emas dan perak untuk makan dan minum. Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda :

ولا تشربوا في آنية الذهب والفضة، ولا تأكلوا في صحافهما، فإنها لهم في الدنيا ولكم في الآخرة

Artinya : "Dan janganlah kalian minum dari gelas emas atau perak, dan jangan (pula) makan menggunakannya. bahwa itu (piring/gelas dari emas dan perak) untuk mereka (non-muslim) didunia dan untuk kita diakherat." (HR Bukhori, Muslim, Ahmad, At-tirmidzi, An-Nasai, Abu Daud dan Ibnu Majah)

3. Larangan Makan dan Minum Dengan Posisi Bersandar

Diriwayatkan dari Abu Juhaifah berkata :

كنتُ عِنْد رَسُول الله - صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسلم - فَقَالَ لرجلٍ عِنْده : أَنا لَا آكُلُ وَأَنا مُتَّكِئٌ

Artinya : "Aku pernah bersama Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- ketika beliau berkata kepada seseorang yang bersamanya juga : Aku tidak makan dalam posisi bersandar." (HR Bukhori, Ahmad, At-tirmidzi, Abu Daud dan Ibnu Majah)
Ibnu Hajar menjelaskan maksud bersandar dalam hadist diatas : Macam-macam maksud bersandar seperti dalam hadist diatas diantaranya adalah bersandar ditangan dengan posisi badan miring. juga duduk dengan bersandarkan tangan kiri.

4. Mendahulukan Makan Dari Pada Sholat Ketika Makanan Telah Siap

Ketika hidangan makanan telah siap dan iqomah sholat telah dikumandangkan, maka dahulukan makan dari pada sholatnya sesuai dengan sabda Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- :

إذا وضع العشاء وأقيمت الصلاة فابدؤوا بالعشاء

Artinya : "Jika hidangan makan malam telah siap dan iqomah sholat telah dikumandangkan maka mulailah dengan makan malam." (HR Bukhori, Muslim, Ahmad, At-thirmidzi, An-Nasai dan Ad-Darimi)
Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- juga bersabda :

إذا وضع عشاء أحدكم وأقيمت الصلاة فابدؤوا بالعشاء ولا يعجل حتى يفرغ منه

Artinya : "Jika telah siap hidangan makan malam untuk kalian dan (juga) telah dikumandangkan iqomah sholat, maka mulailah dengan makan malam dan jangan terburu-buru sampai selesai (dari makan malam)." (HR Bukhori, Muslim, Ahmad, At-thirmidzi, Abu Daud, Ad-Darimi dan An-Nasai)

5. Makan Dan Minum Dengan Tangan Kanan

Menggunakan tangan kanan untuk makan dan minum, dan Islam melarang untuk menggunakan tangan kiri. Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda :
لاتأكلوا بالشمال فإن الشيطان يأكل بالشمال

Artinya : "Janganlah kalian makan dengan tangan kiri, karena setan makan menggunakan tangan kiri." (HR Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah)

6. Disunahkan Memakan Makanan Setelah Panasnya Berkurang

Ketika hidangan itu masih panas, disunahkan untuk menunggunya sejenak sampai berkurang panasnya. berdasarkan hadist yang diriwayatkan dari Asma' binti Abi Bakar -radhiallahu 'anhuma- :

أنها كانت إذا ثردت (أي أعدت ثريدا) غطته شيئا حتى يذهب فوره، ثم تقول: إني سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول"إنه أعظم للبركة"

Artinya : "Bahwa ketika dia (Asma' binti Abi Bakar) menyiapkan bubur, kemudian dia menutupnya sampai berkurang panasnya. dia berkata : aku pernah mendengar dari Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- berkata : Begitu adalah lebih besar berkahnya." (HR Ad-Darimi dan Ahmad)
An-Nawawi menjelaskan : bahwa yang demikian itu lebih besar berkahnya karena ketika panasnya telah berkurang, seseorang akan terhindar dari bahaya memakan makanan yang panas. sehingga tidak sakit dan kuat untuk mengamalkan ketaatan kepada Allah.

7. Tidak Mencela Makanan

Memakan makanan yang disukai dan tidak mencela makanan ketika makanan itu tidak kita sukai. sebagaimana yang dipraktekkan Nabi -sholallahu 'alaihi wasallam- dalam hadist berikut :

ماعاب رسول الله صلى الله عليه وسلم طعاما قط، كان اذا اشتهى شيئا أكله وإن كرهه تركه

Artinya : "Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- tidak pernah mencela makanan sama sekali. jika beliau mau maka beliau memakannya, dan jika tidak makan beliau meninggalkannya." (HR Bukhori, Muslim, Ahmad dan At-Tirmidzi)

8. Tidak Meniup Pada Air Minum

Pada saat air minum masih panas, dibenci untuk meniupnya agar cepat dingin. disarankan untuk menunggunya sampai dingin dengan sendirinya. berdasarkan larangan dalam sabda Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- berikut :
إذا شرب أحدكم فلا يتنفس في الإناء

Artinya : "Jika salah seorang dari kalian hendak minum, maka jangan meniup ke (air) dalam bejana." (HR Bukhori, Muslim dan Ahmad)

9. Tidak Minum Langsung Dari Mulut Teko

Jika hendak minum, hendaklah menuangkan air ke gelas terlebih dahulu. dan tidak minum langsung dari mulut teko. Karena Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- melarang akan hal demikian.

نهى رسول الله صلى الله عليه وسلم عن الشرب من فم القربة أو السقاء

Artinya : "Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- melarang minum langsung dari mulut ceret atau teko." (HR Bukhori dan Ahmad)

10. Disunahkan Untuk Makan Bersama

Disunahkan berkumpul ketika ingin makan. makan bersama akan menambah berkah. lebih banyak yang kumpul, maka lebih banyak berkahnya juga. Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallah bersabda :

طعام الواحد يكفي الاثنين، وطعام الاثنين يكفي الأربعة، وطعام الأربعة يكفي الثمانية

Artinya : "Makanan satu orang cukup untuk dua orang, dan makanan dua orang cukup untuk empat orang, dan makanan empat orang cukup untuk delapan orang." (HR Muslim, Ahmad dan At-Tirmidzi)
Beliau juga bersabda :
فاجتمعوا على طعامكم واذكروا اسم الله عليه يبارك لكم فيه

Artinya : "Berkumpulkan ketika makan dan bacalah nama Allah maka Allah akan memberkati kalian dalam makanan itu." (HR Abu Daud dan Ahmad)

11. Tidak Berlebihan Dalam Makan Dan Tidak Juga Kekurangan

Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- menasehati untuk bijak dalam segala hal, termasuk dalam makanan. setiap orang harus mengkira-kira seberapa banyak yang dia butuhkan agar tidak berlebihan dan juga tidak kekurangan. Dalam hadist, Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda :

فثلث لطعامه وثلث لشرابه وثلث لنفسه

Artinya : "Sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk nafas." (HR At-Tirmidzi, Ahmad dan Ibnu Majah)

12. Haram Duduk Pada Tempat Makan Yang Ada Minuman Kerasnya

Diriwayatkan dari Umar bin Al-Khattab :

نهى رسول الله صلى الله عليه وسلم عن مطعمين، عن الجلوس على مائدة يُشرب عليها الخمر، وأن يأكل الرجل وهو منطح على بطنه

Artinya : "Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- melarang dari dua macam makan. dari duduk ditempat yang dihidangkan minuman keras. dan makan dengan posisi telungkup." (HR At-Tirmidzi dan Ad-Darimi)



SUNNAH-SUNNAH KETIKA KELUAR/MASUK KAMAR MANDI

1. Membaca do’a, ketika masuk kamar mandi
اللَّهُمَّ إِنيِّ أَعُوْذُبِكَ مِنَ الخُبُثِ وَالخَبَائِثِ

“Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari syaitan laki-laki dan syaitan perempuan”

عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال : كانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم إذاَ دَخَلَ الخَلاَءَ قَالَ : اللَّهُمَّ إِنيِّ أَعُوْذُبِكَ مِنَ الخُبُثِ وَالخَبَائِثِ رواه البخاري

Dari Anas bin Malik  berkata: “Adalah Nabi  apabila masuk kamar kecil berdoa: “Ya Allah seseungguhnya aku berlindung kepadamu dari syaitan laki-laki dan syaitan perempuan” (HR Bukhari)

2. Membaca do’a, ketika keluar kamar mandi

Do’a keluar WC 1
 غُفْرَانَكَ
(Ghufroonak)
 Artinya : Aku memohon ampunan kepada-Mu

 Keterangan :
Doa ini diambil dari hadits shahih, diriwayatkan Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majah
Do’a keluar WC 2
 الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى أَذْهَبَ عَنِّى الأَذَى وَعَافَانِى
(Alhamdulillaahil ladzii adzhaba annil adzaa wa 'aafaanii)

Artinya :
Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan penyakit dariku dan menyehatkan aku

Dalilnya:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا خَرَجَ مِنْ الْخَلَاءِ قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَذْهَبَ عَنِّي الْأَذَى وَعَافَانِي

Dari Anas bin Malik ia berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam jika keluar dari tempat buang air besar selalu mengucapkan: "ALHAMDULILLAAHILLADZII ADZHABA 'ANNIL ADZAA WA 'AAFAANII (Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan dariku rasa sakit dan menjaga kesehatanku)." (HR. Ibnu Majah).

Imam Nawawi mengatakan hadits tersebut adalah hadits dhaif (Majmu’ Syarh al-Muhadzab).
Meskipun hadits tersebut adalah hadits dhaif, diperbolehkan bahkan disukai untuk mengamalkannya dalam hal fadhail a’mal seperti ini.

3. Memasuki kamar mandi dengan mendahulukan kaki kiri

4. Jangan berbicara ketika berada di WC/kamar mandi

Dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu Anhu’ Bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam’ Bersabda,”Bila dua orang diantara kamu buang air, hendaklah saling membelakangi dan jangan berbicara. Karena sesunguhnya Allah murka akan hal itu.”

5. Tidak boleh menghadap atau membelakangi kiblat, ketika buang air kecil dan besar

“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu’ Bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam’ Bersabda “Bila kamu mendatangi tempat buang air, janganlah menghadap kiblat atau membelakanginya. “(HR.Bukhari dan Muslim)

6. Tidak boleh menjawab salam ketika berada di dalam WC/kamar mandi

7. Tidak boleh membawa atau membaca lafadz Allah dan Muhammad atau ayat-ayat Al Quran atau hadits ke dalam WC/ kamar mandi

8. Memakai tabir penghalang agar tidak terlihat orang lain

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabada : “Bila kamu buang air hendaklah beristitar (menutup tabir). Bila tidak ada tabir maka menghadaplah ke belakang.”(HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)

9. Keluar dari WC/kamar mandi dengan mendahulukan kaki kanan.


SUNNAH-SUNNAH DALAM BERPAKAIAN

1. Membaca “bismillah” ketika ingin memakainya atau ingin melepasnya, Imam an Nawawi mengatakan hal ini di sunnahkan untuk setiap pekerjaan.

Do’a Memakai Baju/Pakaian
Kaum muslimin, rahimakumullaah. Hendaklah setiap kali kita memakai baju, baik gamis, baju koko, jaket, kaos ataupun jenis baju lainnya, kita membaca:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَسَانِيْ هَذَا (الثَّوْبَ) وَرَزَقَنِيْهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّيْ وَلاَ قُوَّةٍ

Segala puji bagi Allah yang telah memakaikan kepadaku pakaian ini dan yang telah memberikan rizki pakaian ini kepadaku tanpa ada daya dan kekuatan dariku.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidziy dan Ibnu Majah, lihat Irwaa`ul Ghaliil 7/47)

2. Ketika Rasulullah saw. Ingin memakai pakaiannya atau sorbannya maka beliau mengucapkan:
“Allahumma inni as aluka min khairihi wa khairi maa hua lah, wa a’udzu bika min syarrihi wa syarri maa hua lah”.

Artinya: “ Ya Allah! Aku meminta kepada-Mu kebaikannya (pakaian ini) dan kebaikan yang tercipta untuknya, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya (pakaian ini) dan keburukan yang tercipta untuknya”.  (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad dan di shahihkan oleh Ibn Hibban dan al Haakim dan beliau mengatakan sesuai dengan syaratnya Imam Muslim dan di setujui oleh Imam ad Zahaby).

3. Memulai dengan sisi kanan ketika memakainya, sesuai dengan sabda Rasulullah saw. Yang berbunyi:
 “ Jika kalian memakai (pakaian) maka mulailah dengan sisi kanan kalian”.
(HR. Tirmidzi, Abu Daud dan Ibn Majah dan hadits ini Shahih).

4. Membuka pakaiannya dan celana di mulai sisi kiri kemudian sisi kanan.

5. Do’a Memakai Baju Baru

Ketika kita memakai baju/pakaian yang baru maka disunnahkan untuk membaca:

اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ كَسَوْتَنِيْهِ، أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِهِ وَخَيْرِ مَا صُنِعَ لَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهِ وَشَرِّ مَا صُنِعَ لَهُ

Ya Allah, segala puji hanya untuk-Mu. Engkau telah memakaikan pakaian ini kepadaku. Aku meminta kepada-Mu akan kebaikannya dan kebaikan yang dibuat untuknya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan yang dibuat untuknya.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidziy dan Al-Baghawiy, lihat Mukhtashar Syamaa`il At-Tirmidziy karya Asy-Syaikh Al-Albaniy hal.47)
Kita meminta kepada Allah kebaikan pakaian dikarenakan pakaian itu bisa digunakan sebagai sarana untuk beribadah kepada-Nya. Sebaliknya kita meminta perlindungan dari kejelekannya karena pakaian itu bisa menjadi sebab berbuat durhaka kepada-Nya seperti adanya perasaan ‘ujub, sombong dan sejenisnya.

6. Mendo’akan Orang yang Memakai Baju Baru

Apabila kita melihat orang lain, saudara ataupun teman kita memakai baju baru, maka disunnahkan bagi kita untuk mendo’akannya. Adapun do’anya adalah:
تُبْلِي وَيُخْلِفُ اللهُ تَعَالَى

Semoga berumur panjang, dipakai sampai usang dan diganti dengan yang lebih baik oleh Allah Ta’ala.” (HR. Abu Dawud 4/41, lihat Shahih Abu Dawud 2/760)
Atau membaca:
اِلْبَسْ جَدِيْدًا، وَعِشْ حَمِيْدًا، وَمُتْ شَهِيْدًا

Pakailah (pakaian) yang baru, hiduplah dengan terpuji, dan matilah sebagai orang yang syahid.” (HR. Ibnu Majah 2/1178 dan Al-Baghawiy 12/41, lihat Shahih Ibnu Majah 2/275)

7. Do’a ketika Melepas Baju

Apabila kita melepas baju/pakaian, hendaklah kita membaca:
بِسْمِ اللهِ

Dengan nama Allah.” (HR. At-Tirmidziy 2/505 dan lainnya, lihat Irwaa`ul Ghaliil no.49 dan Shahiihul Jaami’ 3/203)


SUNNAH-SUNNAH KELUAR/MASUK RUMAH

1. Dzikir Keluar dari Rumah

Apabila kita keluar dari rumah maka disunnahkan untuk membaca:

بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ

Dengan nama Allah, aku hanya bertawakkal kepada Allah. Dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.” (HR. Abu Dawud 4/325 dan At-Tirmidziy 5/490, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/151)

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أُضَلَّ، أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَلَّ، أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ، أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَيْهِ

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu (jangan sampai) aku tersesat atau disesatkan, tergelincir atau digelincirkan, berbuat zhalim atau dizhalimi, berbuat kebodohan atau dibodohi.” (HR. Ash-haabus Sunan, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/152 dan Shahih Ibnu Majah 2/336)

2. Dzikir Masuk Rumah

Berkata Al-Imam An-Nawawiy, “Disukai bagi seseorang apabila masuk ke rumahnya untuk mengucapkan bismillaah dan memperbanyak berdzikir kepada Allah serta mengucapkan salam. Sama saja, apakah di rumah ada orang ataupun tidak.”

Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala,

فَإِذَا دَخَلْتُمْ بُيُوتًا فَسَلِّمُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُبَارَكَةً طَيِّبَةً

Maka apabila kalian memasuki (suatu rumah dari) rumah-rumah (ini), hendaklah kalian memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada diri kalian sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkah lagi baik.” (An-Nuur:61)

Dan berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, “Wahai anakku! Apabila kamu masuk ke keluargamu maka ucapkanlah salam! Yang akan menjadi berkah bagimu dan bagi keluargamu.” (HR. At-Tirmidziy no.2841, hadits hasan dengan syawahidnya, lihat Shahih Kitab Al-Adzkaar wa Dha’iifuh 1/101)

Demikian juga sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Apabila seseorang masuk ke rumahnya, lalu berdzikir kepada Allah (menyebut nama Allah) ketika memasukinya dan ketika makan, maka berkatalah syaithan, “Tidak ada tempat menginap (bermalam) bagi kalian (yakni teman-temannya dari bangsa jin-pent.) dan tidak ada makan malam.” Dan apabila dia masuk (ke rumahnya) lalu tidak menyebut nama Allah ketika memasukinya, maka berkatalah syaithan, “Kalian mendapatkan tempat menginap.” Dan apabila dia tidak menyebut nama Allah ketika makan, maka berkatalah syaithan, “Kalian mendapatkan tempat menginap dan makan malam.” (HR. Muslim no.2018 dari Jabir bin ‘Abdillahradhiyallahu ‘anhu)

Adapun do’a masuk rumah dengan lafazh, “Bismillaahi Walajnaa wa Billaahi Kharajnaa, … .” maka ini adalah hadits dha’if sebagaimana dikatakan oleh Asy-Syaikh Al-Albaniy dan Asy-Syaikh Salim. Lihat Shahih Kitab Al-Adzkaar wa Dha’iifuh 1/101-103.
  
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

12 comments

  1. Replies
    1. Sama-sama, semoga bermanfaat ya, makasih udah mampir :)

      Delete
  2. Jadi banyak menambah pengetahuan islam,dan isya Allah akan mengamalkannya di kehidupan sehari-hari,terima kasih buat artikel yang bagus ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin, iy sama2. Terimakasih telah berkunjung.

      Delete
  3. Artikelnya bagus,isya Allah akan diamalkan di kehidupan sehari-hari,terima kasih

    ReplyDelete
  4. sukron ya ustazdah marhaban bikum

    ReplyDelete
  5. Allhamdullilah,Jazakillah khairan katsiran..

    ReplyDelete
  6. Terimakasih infonya sangat bermanfaat
    salam Aqidah Jogja

    ReplyDelete
  7. Bermanfaat sekali.. Hatur nuhun...

    ReplyDelete
  8. Sangat bermanfaat sekali khususnya buat saya, kalau boleh tolong lanjutkan lagi dengan hadits keseharian yg lainnya, trima kasih

    ReplyDelete